Laman

Wednesday, February 17, 2010

Komunitas (sekelompok) tukang tipu di facebook

Banyak creator/inisiator Group dan FanPage di Facebook menggunakan cara-cara yang -menurutsaya- culas, demi mengumpulkan member sebanyak2nya dengan cepat.

Ada banyak motif melakukan hal semacam ini mulai dari tujuan kampanye/ cybermarketing, hingga yg jahat spt: mencuri user.id dan password dari para korban (baca: member) nya.

Saya mengkategorikan "penipuan maya pada" kelas teri tsb dlm 4 jenis sbb:

1. Bohong dipersyaratan, demi merekrut member dengan cepat
Ciri-cirinya:
Memberi iming2 sesuatu yg memberi nilai guna (tdak selalu berupa materi), namun utk mendapatkan tujuan tersebut, member diharuskan melakukan sesuatu yg samasekali tidak relevan.

Contoh grup/fanpage yg seperti ini, misalnya; Group "Membuat tulisan terbalik di Facebook" Dalam kasus ini, cara membuat Tulisan terbaliknya sendiri tidak bohong. Dalam arti secara teknis memang bisa membuat tulisan terbalik ıuı ıʇɹǝdǝs.
Anda pun bisa membuatnya koq (tanpa hrs terlebih dulu jd member grup2 tsb). Salah satunya dengan menggunakan halaman ini: http://mobinessia.com/flip.php -misalnya.

Yang saya nilai sebagai "upaya pembodohan" adalah pada bagian petunjuk pelaksanaannya, dimana member diarahkan untuk me-refer orang-orang dari frenlistnya terlebih dulu sebagai bagian dari step prosedur pelaksanaan membuat tulisan terbalik.

Bagi saya hal ini menggelikan. Kalau memang niatnya mau berbagi/ mengajarkan orang utk membuat tulisan terbalik, ya ajarkan saja langsung cara nya. Jangan "membohongi" dgn memasukan aktivitas "ajak teman lain" sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Bila setelah mengajarkan/berbagi cara kemudian pada bagian lain ada permintaan utk "refer 2 fren" itu akan lain masalahnya.

Intinya, bila Anda ingin bergabung dengan kelompok sejenis, namun mensyaratkan Anda utk me-refer terlebih dulu pd teman2 Anda, lewati saja bagian tersebut alias cuekin aja perintah utk ngajak2 teman.

2. Bohong samasekali
Ciri-cirinya:
Memberi janji sesuatu yg berguna, tapi tidak mungkin dilakukan. Termasuk juga kelompok-kelompok solidaritas yang mengusung suatu Hoax (kebohongan).

Contoh grup/fanpage yg seperti ini, misalnya;
- Cara mengetahui siapa yg melihat profile kita
Hal ini palsu alias mustahil, karena Facebook tidak membuka API untuk melakukan hal tersebut.
Saya pernah mencoba menengok salah satu aplikasi yg "katanya" mampu perlihatkan data orang-orang yg mengintip profil kita. Ketika pertamakali muncul daftar nama orang-orang (dari frenlist saya) yg di klaim telah mengintip profil saya, saya pun langsung ketawa sendiri lantaran dari sebagian nama yg muncul adalah publik figur dari frenlist saya -yang saya yakini jarang buka Facebook, apalagi berminat mengenal profil saya :D

Tapi saya msh kurang "tidak percaya". Utk meyakinkan saya bahwa list ini bohong belaka, saya me-refresh / mengeksekusi lagi aplikasi tsb beberapa kali dalam jarak waktu yg dekat. Hasilnya; daftar "orang-orang yg mengintip profile saya" itu pun berubah dlm waktu yg singkat.
Tentunya hal tersebut adalah mustahil, kecuali saya amat sangat populer sekali di FB :P
Jadi kesimpulan saya bhw aplikasi tsb sekedar menampilkan daftar 10 nama yg diambil secara acak dari daftar frenlist saja.

- Page/Group: KAMI TIDAK MAU BAYAR 150ribu/bln FACEBOOK /JuliI 2010
Hehe.. sampai sejauh ini sih FB msh belum keabisan duit sampai-sampai perlu menarik iuran dari usernya. Grup ini merupakan tiruan dari group senada yg awalnya muncul di luar.
FB pun sudah pernah melansir bantahan thd rumor semacam ini, spt yg tertulis dlm artikel berikut

http://www.telegraph.co.uk/technology/facebook/6973757/Facebook-dismisses-rumours-of-charging-plans.html

3. Grup/Page yang benar2 Maling
Modus operandi group yg berprilaku spt maling ini umumnya menyiapkan sebuah alamat URL yg bila dibuka akan menampilkan tampilan yg menyerupai halaman login FB. Kemudian mensyaratkan user utk "login lagi" dari halaman palsu tersebut agar dapat memperoleh sesuatu yg dijanjikan.
Hey, bukankah Anda pd saat ini sudah login pd FB?? Lalu kenapa harus "login lagi" pdhal Anda kan belum logout.
Tentu motifnya tidak lain agar Anda "tanpa sadar" memberitahu user id & password Anda pada pihak lain (pihak maling ybs).
Contoh grup semacam ini:
Saya pernah jumpai di grup2 yg sejenis dgn grup2 yg senada dgn contoh2 sebelumnya, juga disebagian dari grup yg senada dengan "Cara cepat dapat teman dalam waktu singkat".

4. Grup yg gak perlu dikomentari lagi :)
hehe.. grup2 yg saya maksud dgn kategori ini biasanya diprakarsai oleh pelaku internet bisnis yg tdk fair, MLM, Skema piramida dan yg sejenisnya.
Saya tdk terlalu minat mengomentari apa2 thd grup/page sejenis ini yg biasanya menggunakan bahasa bunga yg terlalu amat sangat keterlaluan berlebihannya. ;)
Singkat saja; yg pasti tak ada makan siang yg gratis, tak ada cara instan dapat uang, tak ada orang jadi kaya karena tidur :P

Contoh grup semacam ini banyak banget, misalnya:
- Bagaimana menghasilkan uang melalui FaceBook tanpa modal..
hehe.. mimpi kalee, utk koneksi ke Facebooknya aja udah butuh modal kan :P
- Cari Uang Gratis, Cara Cepat Dapat Uang, Cara Mudah Dapat Uang di Inernet dan sejenisnya
Kalau toh benar ide yg diusung, semestinya creator grup sejenis ini diangkat jadi Mensos, atau Menkokesra sekalian. Niscaya cari orang miskin menjadi sulit di Indonesia :P

Nah, bila Anda spt saya; suka sebal melihat perilaku tepu-tepu dari grup/page yg modus operandi nya spt diatas, Anda bisa melakukan hal kecil yang bisa jadi akan berguna bagi orang lain- yaitu dengan melaporkan penyimpangannya pd pengelola Facebook.
Biasanya pada tampilan grup/page ybs tertera icon kecil bertuliskan "Report" yang berguna utk melaporkan adanya pelanggaran.


Tuesday, February 16, 2010

Debat Kusir Tentang Ayam


Melihat  ayam  betinanya  bertelur,  Baginda  tersenyum.  Beliau  memanggil pengawal  agar  mengumumkan  kepada  rakyat  bahwa  kerajaan  mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan  jawaban  yang  tepat  dan  masuk  akal.  Barangsiapa  yang  bisa menjawab  pertanyaan  itu  akan  mendapat  imbalan  yang  amat  menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak  rakyat  yang  ingin  mengikuti  sayembara  itu  terutama  orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.  
Aturan  main  sayembara  itu  ada  dua.  Pertama,  jawaban  harus  masuk  akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
DOWNLOAD
Pada  hari  yang  telah  ditetapkan  para  peserta  sudah  siap  di  depan  panggung. Baginda  duduk  di  atas  panggung.  Beliau  memanggil  peserta  pertama.  Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" "Telur." jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." kata peserta pertama menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju. la berkata,
"Paduka  yang  mulia,  sebenarnya  telur  dan  ayam  tercipta  dalam  waktu  yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami." kata peserta kedua dengan mantap.
"Bukankah  ayam  betina  bisa  bertelur  tanpa  ayam  jantan?"  sanggah  Baginda memojokkan. Peserta kedua bjngung. la pun dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la berkata;
"Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.
  "Menurut  hamba,  yang  pertama  tercipta  adalah  ayam  betina."  kata  peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.
 "Ayam  betina  bisa  bertelur  tanpa  ayam  jantan.  Telur  dierami  sendiri.  Lalu menetas  dan  menurunkan  anak  ayam  jantan.  Kemudian  menjadi  ayam  jantan dewasa    dan    mengawini    induknya    sendiri."    peserta    ketiga    berusaha menjelaskan.
"Bagaimana  bila  ayam  betina  mati  sebelum  ayam  jantan  yang  sudah  dewasa sempat mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.
Kini  tiba  giliran  Abu  Nawas.  la  berkata,  "Yang  pasti  adalah  telur  dulu,  baru ayam."
"Coba  terangkan  secara  logis."  kata  Baginda  ingin  tahu  "Ayam  bisa  mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam." kata Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak nyanggah alasan Abu Nawas.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
DOWNLOAD

Pekerjaan Yang Mustahil


Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya  mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di  sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada  abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.  
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
Abu  Nawas  segera  dipanggil  untuk  menghadap  Baginda  Raja  Harun  Al  Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah  engkau  memindahkan  istanaku  ke  atas  gunung  agar  aku  lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu  Nawas  tidak  langsung  menjawab.  la  berpikir  sejenak  hingga  keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.  
Akhirnya  Abu  Nawas  terpaksa  menyanggupi  proyek  raksasa  itu.  Ada  satu  lagi permintaan  dari  Baginda,  pekerjaan  itu  harus  selesai  hanya  dalam  waktu sebulan.  
Abu  Nawas  pulang  dengan  hati  masgul.  Setiap  malam  ia  hanya  berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak  ada  hari  yang  lebih  berat  dalam  hidup  Abu  Nawas  kecuali  hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.  
Keesokan  harinya  Abu  Nawas  menuju  istana.  la  menghadap  Baginda  untuk membahas    pemindahan    istana. Dengan  senang  hati   Baginda  akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun  Tuariku,  hamba  datang  ke  sini  hanya  untuk  mengajukan  usul  untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.  
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."  
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
  "Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.
  "Apa lagi?" tanya Baginda.
  "Hamba  mohon  Baginda  menyembelih  sepuluh  ekor  sapi  yang  gemuk  untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu   kuterima."   kata   Baginda   menyetujui.Abu   Nawas   pulang   dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila  waktunya  sudah  tiba,  ia  pasti  akan  dengan  mudah  memindahkan  istana Baginda  Raja.  Jangankan  hanya  memindahkan  ke  puncak  gunung,  ke  dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus  mulai  tersebar  ke  seluruh  pelosok  negeri.  Hampir  semua  orang harap-harap   cemas.   Tetapi   sebagian   besar   rakyat   merasa   yakin   atas kemampuan  Abu  Nawas.  Karena  selama  ini  Abu  Nawas  belum  pernah  gagal
melaksanakan  tugas-tugas  aneh  yang  dibebankan  di  atas  pundaknya.  Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat  yang  dinanti-nantikan  tiba.  Rakyat  berbondong-bondong  menuju lapangan  untuk  melakukan  salat  Hari  Raya  Idul  Qurban.  Dan  seusai  salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.
Kini  giliran  Abu  Nawas  yang  harus  melaksanakan  tugas  berat  itu.  Abu  Nawas berjalan  menuju  istana  diikuti  oleh  rakyat.  Sesampai  di  depan  istana  Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja,  
"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"  
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian  Abu  Nawas  berjalan  beberapa  langkah  mendekati  istana.  la  berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.  
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.  
"Apa  maksudmu  engkau  sudah  siap  sejak  tadi?  Kalau  engkau  sudah  siap.  Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.  
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir  untuk  diletakkan  di  atas  pundak  hamba.  Setelah  itu  hamba  tentu  akan memindahkan  istana  Paduka  yang  mulia  ke  atas  gunung  sesuai  dengan  titah Paduka."  
Baginda  Raja  Harun  Al  Rasyid  terpana.  Beliau  tidak  menyangka  Abu  Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

Mengecoh Raja


Sejak  peristiwa  penghancuran  barang-barang  di  istana  oleh  Abu  Nawas  yang dilegalisir  oleh  Baginda,  sejak  saat  itu  pula  Baginda  ingin  menangkap  Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara.
Sudah  menjadi  hukum  bagi  siapa  saja  yang  tidak  sanggup  melaksanakan  titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahuAbu  Nawas  amat  takut  kepada  beruang.  Suatu  hari  Baginda  memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.
Dalam  perjalanan  menuju  ke  hutan,  tiba-tiba  cuaca  yang  cerah  berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
"Tahukah  mengapa  engkau  aku  panggil?"  tanya  Baginda  tanpa  sedikit  pun senyum di wajahnya.
"Ampun Tuanku, hamba belum tahu." kata Abu Nawas.
"Kau pasti tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini.  Kau  kuberi  kuda  yang  lamban.  Sedangkan  aku  dan  pengawal-pengawalku akan  menunggang  kuda  yang  cepat.  Nanti  pada  waktu  santap  siang  kita berkumpul   di   tempat   peristirahatanku.   Bila   hujan   turun   kita   harus menghindarinya dengan cara kita masing-masing agar pakaian kita tetap kering. Sekarang kita berpencar." Baginda menjelaskan.
Kemudian  Baginda  dan  rombongan  mulai  bergerak.  Abu  Nawas  kini  tahu Baginda  akan  menjebaknya.  la  harus  mancari  akal.  Dan  ketika  Abu  Nawas sedang berpikir, tiba-tiba hujan turun.
Begitu  hujan  turun  Baginda  dan  rombongan  segera  memacu  kuda  untuk mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan, Baginda dan para pengawalnya basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda segera  menuju  tempat  peristirahatan.  Belum  sempat  baju  Baginda  dan  para pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban. Baginda  dan  para  pengawal  terperangah  karena  baju  Abu  Nawas  tidak  basah. Padahal  dengan  kuda  yang  paling  cepat  pun  tidak  bisa  mencapai  tempat berlindung yang paling dekat.
Pada hari kedua Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda-kuda  yang  lamban.  Setelah  Abu  Nawas  dan  rombongan  kerajaan  berpencar, hujan  pun  turun  seperti  kemarin.  Malah  hujan  hari  ini  lebih  deras  daripada kemarin.  Baginda  dan  pengawalnya  langsung  basah  kuyup  karena  kuda  yang ditunggangi tidak bisa berlari dengan kencang.
Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu  dari  Baginda  dan  pengawalnya.  Abu  Nawas  menunggu  Baginda  Raja. Selang beberapa saat Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang basah kuyup. Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi penasaran.  Beliau  tidak  sanggup  lagi  menahan  keingintahuan  yang  selama  ini disembunyikan.
"Terus terang begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas." tanya Baginda.
"Mudah Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas sambil tersenyum.
"Sedangkan  aku  dengan  kuda  yang  cepat  tidak  sanggup  mencapai  tempat berteduh terdekat, apalagi dengan kuda yang lamban ini." kata Baginda.
  "Hamba  sebenarnya  tidak  melarikan  diri  dari  hujan.Tetapi  begitu  hujan  turun hamba  secepat  mungkin  melepas  pakaian  hamba  dan  segera  melipatnya,  lalu mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti." Diam-diam Baginda Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

Mengecoh Moyet


Abu  Nawas  sedang  berjalan-jalan  santai.  Ada  kerumunan  masa.  Abu  Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.
"Monyet  yang  bisa  mengerti  bahasa  manusia,  dan  yang  lebih  menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Tidak sempat membaca!!!!! 
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

Abu  Nawas  makin  tertarik.  la  tidak  tahan  untuk  menyaksikan  kecerdikan  dan keajaiban binatang raksasa itu.
Kini  Abu  Nawas  sudah  berada  di  tengah  kerumunan  para  penonton.  Karena begitu  banyak  penonton  yang  menyaksikan  pertunjukkan  itu,  sang  pemilik monyet  dengan  bangga  menawarkan  hadiah  yang  cukup  besar  bagi  siapa  saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka   berupaya   dengan   beragam   cara   untuk   membuat   monyet   itu mengangguk-angguk,  tetapi  sia-sia.  Monyet  itu  tetap  menggeleng-gelengkan kepala.  
Melihat  kegigihan  monyet  itu  Abu  Nawas  semakin  penasaran.  Hingga  ia  maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang  itu Abu Nawas bertanya,
"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.
"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.
"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.
"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu Nawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.
Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu  hingga  ia  memukuli  binatang  yang  malang  itu.  Pemilik  monyet  itu  malu bukan  kepalang.  Hari  berikutnya  ia  ingin  menebus  kekalahannya.  Kali  ini  ia melatih monyetnya mengangguk-angguk.
Bahkan  ia  mengancam  akan  menghukum  berat  monyetnya  bila  sampai  bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.
Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton  tidak  sanggup  memaksa  monyet  itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.
"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.
"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.  
"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu  Nawas. Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.
Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.
"Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .
"Baiklah, bolehkah kugosokselangkangmu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.
Lalu  Abu  Nawas  menggosok  selangkang  binatang  itu.  Tentu  saja  monyet  itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik.
Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.
"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya  sehingga  ia  terpaksa  menggeleng-gelengkan  kepala  sambil mundur beberapa langkah.
Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.
Ah,  jangankan  seekor  monyet,  manusia  paling  pandai  saja  bisa  dikecoh  Abu Nawas!

Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

Membalas perbuatan Raja

Abu Nawas hanya tertunduk sedih mendengarkan penuturan istrinya. Tadi pagi beberapa  pekerja  kerajaan  atas  titan  langsung  Baginda  Raja  membongkar rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah. Kata mereka tadi malam Baginda bermimpi  bahwa  di  bawah  rumah  Abu  Nawas  terpendam  emas  dan  permata yang  tak  ternilai  harganya.  Tetapi  setelah  mereka  terus  menggali  ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak meminta maaf kepada  Abu  Nawas.  Apabila  mengganti  kerugian.  inilah  yang  membuat  Abu Nawas memendam dendam.

Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
DOWNLOAD

Lama  Abu  Nawas  memeras  otak,  namun  belum  juga  ia  menemukan  muslihat untuk  membalas  Baginda.  Makanan  yang  dihidangkan  oleh  istrinya  tidak dimakan  karena  nafsu  makannya  lenyap.  Malam  pun  tiba,  namun  Abu  Nawas tetap  tidak  beranjak.  Keesokan  hari  Abu  Nawas  melihat  lalat-lalat  mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
"Tolong  ambilkan  kain  penutup  untuk  makananku  dan  sebatang  besi."  Abu Nawas berkata kepada istrinya.
"Untuk apa?" tanya istrinya heran.
"Membalas  Baginda  Raja."  kata  Abu  Nawas  singkat. 
Dengan  muka  berseri-seri Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana Abu Nawas membungkuk hormat dan berkata,
"Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan  tamu-tamu  yang  tidak  diundang.  Mereka  memasuki  rumah  hamba tanpa ijin dari hamba dan berani memakan makanan hamba."
"Siapakah  tamu-tamu  yang  tidak  diundang  itu  wahai  Abu  Nawas?"  sergap Baginda kasar.
"Lalat-lalat ini, Tuanku." kata Abu Nawas sambil membuka penutup piringnya. "Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Baginda junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang tidak adil ini."
"Lalu keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?"
"Hamba hanya menginginkan ijin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan   leluasa   menghukum   lalat-lalat   itu."   Baginda   Raja   tidak   bisa mengelakkan  diri  menotak  permintaan  Abu  Nawas  karena  pada  saat  itu  para menteri sedang berkumpul di istana. Maka dengan terpaksa Baginda membuat surat  ijin  yang  isinya  memperkenankan  Abu  Nawas  memukul  lalat-lalat  itu  di manapun mereka hinggap.
Tanpa  menunggu  perintah  Abu  Nawas  mulai  mengusir  lalat-lalat  di  piringnya hingga  mereka  terbang  dan  hinggap  di  sana  sini.  Dengan  tongkat  besi  yang sudah  sejak  tadi  dibawanya  dari  rumah,  Abu  Nawas  mulai  mengejar  dan memukuli lalat-lalat itu. Ada yang hinggap di kaca.
Abu  Nawas  dengan  leluasa  memukul  kaca  itu  hingga  hancur,  kemudian  vas bunga yang indah, kemudian giliran patung hias sehingga sebagian dari istana dan perabotannya remuk diterjang tongkat besi Abu Nawas. Bahkan Abu Nawas tidak merasa malu memukul lalat yang kebetulan hinggap di tempayan Baginda Raja.
Baginda  Raja  tidak  bisa  berbuat  apa-apa  kecuali  menyadari  kekeliruan  yang telah  dilakukan  terhadap  Abu  Nawas  dan  keluarganya.  Dan  setelah  merasa puas, Abu Nawas mohon diri. Barang-barang kesayangan Baginda banyak yang hancur.  Bukan  hanya  itu  saja,  Baginda  juga  menanggung  rasa  malu.  Kini  ia sadar  betapa  kelirunya  berbuat  semena-mena  kepada  Abu  Nawas.  Abu  Nawas yang  nampak  lucu  dan  sering  menyenangkan  orang  itu  ternyata  bisa  berubah menjadi  garang  dan  ganas  serta  mampu  membalas  dendam  terhadap  orang yang mengusiknya.
Abu  Nawas  pulang  dengan  perasaan  lega.  Istrinya  pasti  sedang  menunggu  di rumah untuk mendengarkan cerita apa yang dibawa dari istana.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
DOWNLOAD

Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi


Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang  tamu  datang  ke  rumahnya.  Yang  seorang  adalah  wanita  tua  penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir. Wanita  tua  itu  berkata  beberapa  patah  kata  kemudian  diteruskan  dengan  si pemuda  Mesir.  Setelah  mendengar  pengaduan  mereka,  Abu  Nawas  menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.
"Sekarang  pulanglah  kalian.  Ajak  teman-teman  kalian  datang  kepadaku  pada malam  hari  ini  sambil  membawa  cangkul,  penggali,  kapak  dan  martil  serta batu."  
Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berddfa di pihak yang benar.
Pada  malam  harimya  mereka  datang  ke  rumah  Abu  Nawas  dengan  membawa peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.
Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak Tuan Kadi yang baru jadi."
"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.
"Apa?  Kalian  jangan  ragu.  Laksanakan  saja  perintah  gurumu  ini!"  kata  Abu Nawas  menghapus  keraguan  murid-muridnya.  Barangsiapa  yang  mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa yang  bertanya,  katakan  saja  aku  yang  menyuruh  merusak.  Barangsiapa  yang hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu." 

Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDF 
DOWNLOAD 

Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.

Orang-orang  kampung  merasa  heran  melihat  kelakukan  mereka.  Lebih-lebih ketikatanpa basa-basi lagi mereka iangsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah
murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah.
Melihat  banyak  orang  merusak  rumahnya,  Tuan  Kadi  segera  keluar  dan bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?" Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"
Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah. Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya.
"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."
Benar,  esok  harinya  Tuan  Kadi  mengadukan  kejadian  semalam  sehingga  Abu
Nawas dipanggil menghadap Baginda.
Setelah  Abu  Nawas  menghadap  Baginda,  ia  ditanya.  "Hai  Abu  Nawas  apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu"
 Abu  Nawas  menjawab,"Wahai  Tuanku,  sebabnya  ialah  pada  suatu  malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
Baginda  berkata,"  Hai  Abu  Nawas,  bolehkah  hanya  karena  mimpi  sebuah perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"
Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini Tuanku."
Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la terdiam seribu bahasa.
"Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.
Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.
"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah Baginda.
"Baiklah  ......  "Abu  Nawas  tetap  tenang.  "Baginda....  beberapa  hari  yang  lalu ada  seorang  pemuda  Mesir  datang  ke  negeri  Baghdad  ini  untuk  berdagang sambil  membawa  harta  yang  banyak  sekali.  Pada  suatu  malam  ia  bermimpi kawin  dengan  anak  Tuan  Kadi  dengan  mahar  (mas  kawin)  sekian  banyak.  Ini hanya  mimpi  Baginda.  Tetapi  Tuan  Kadi  yang  mendengar  kabar  itu  langsung mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir  itu  tak  mau  membayar  mahar  hanya  karena  mimpi.  Nah,  di  sinilah terlihat  arogansi  Tuan  Kadi,  ia  ternyata  merampas  semua  harta  benda  milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."
Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir.  Pemuda  Mesir  itu  memang  sengaja  disuruh  Abu  Nawas  menunggu  di depan  istana,  jadi  mudah  saja  bagi  Abu  Nawas  memanggil  pemuda  itu  ke hadapan Baginda.
Berkata  Baginda  Raja,"Hai  anak  Mesir  ceritakanlah  hal-ihwal  dirimu  sejak engkau datang ke negeri ini."
Ternyata  cerita  pemuda  Mesir  itu  sama  dengan  cerita  Abu  Nawas.  Bahkan pemuda  itu  juga  membawa  saksi  yaitu  Pak  Tua  pemilik  tempat  kost  dia menginap.
"Kurang  ajar!  Ternyata  aku  telah  mengangkat  seorang  Kadi  yang  bejad moralnya."
Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.
Setelah  perkara  selesai,  kembalilah  si  pemuda  Mesir  itu  dengan  Abu  Nawas pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.
Berkata   Abu   Nawas,"Janganlah   engkau   memberiku   barang   sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua." 

Pemuda  Mesir  itu  betul-betul  mengagumi  Abu  Nawas.  Ketika  ia  kembali  ke negeri  Mesir  ia  menceritakan  tentang  kehebatan  Abu  Nawas  itu  kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal. 

Tidak Sempat Membaca!!!!! Download Filenya
klik Download dibawah ini 
DOWNLOAD