Laman

Tuesday, February 16, 2010

Mengecoh Moyet


Abu  Nawas  sedang  berjalan-jalan  santai.  Ada  kerumunan  masa.  Abu  Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.
"Monyet  yang  bisa  mengerti  bahasa  manusia,  dan  yang  lebih  menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Tidak sempat membaca!!!!! 
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

Abu  Nawas  makin  tertarik.  la  tidak  tahan  untuk  menyaksikan  kecerdikan  dan keajaiban binatang raksasa itu.
Kini  Abu  Nawas  sudah  berada  di  tengah  kerumunan  para  penonton.  Karena begitu  banyak  penonton  yang  menyaksikan  pertunjukkan  itu,  sang  pemilik monyet  dengan  bangga  menawarkan  hadiah  yang  cukup  besar  bagi  siapa  saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka   berupaya   dengan   beragam   cara   untuk   membuat   monyet   itu mengangguk-angguk,  tetapi  sia-sia.  Monyet  itu  tetap  menggeleng-gelengkan kepala.  
Melihat  kegigihan  monyet  itu  Abu  Nawas  semakin  penasaran.  Hingga  ia  maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang  itu Abu Nawas bertanya,
"Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.
"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.
"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.
"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu Nawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.
Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu  hingga  ia  memukuli  binatang  yang  malang  itu.  Pemilik  monyet  itu  malu bukan  kepalang.  Hari  berikutnya  ia  ingin  menebus  kekalahannya.  Kali  ini  ia melatih monyetnya mengangguk-angguk.
Bahkan  ia  mengancam  akan  menghukum  berat  monyetnya  bila  sampai  bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.
Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton  tidak  sanggup  memaksa  monyet  itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.
"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.
"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.  
"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu  Nawas. Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.
Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.
"Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .
"Baiklah, bolehkah kugosokselangkangmu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.
Lalu  Abu  Nawas  menggosok  selangkang  binatang  itu.  Tentu  saja  monyet  itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik.
Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.
"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya  sehingga  ia  terpaksa  menggeleng-gelengkan  kepala  sambil mundur beberapa langkah.
Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.
Ah,  jangankan  seekor  monyet,  manusia  paling  pandai  saja  bisa  dikecoh  Abu Nawas!

Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

No comments:

Post a Comment

Mohon Tinggalkan Komenternya.......