Laman

Tuesday, February 16, 2010

Pekerjaan Yang Mustahil


Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya  mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di  sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada  abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.  
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya
Abu  Nawas  segera  dipanggil  untuk  menghadap  Baginda  Raja  Harun  Al  Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah  engkau  memindahkan  istanaku  ke  atas  gunung  agar  aku  lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu  Nawas  tidak  langsung  menjawab.  la  berpikir  sejenak  hingga  keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.  
Akhirnya  Abu  Nawas  terpaksa  menyanggupi  proyek  raksasa  itu.  Ada  satu  lagi permintaan  dari  Baginda,  pekerjaan  itu  harus  selesai  hanya  dalam  waktu sebulan.  
Abu  Nawas  pulang  dengan  hati  masgul.  Setiap  malam  ia  hanya  berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak  ada  hari  yang  lebih  berat  dalam  hidup  Abu  Nawas  kecuali  hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.  
Keesokan  harinya  Abu  Nawas  menuju  istana.  la  menghadap  Baginda  untuk membahas    pemindahan    istana. Dengan  senang  hati   Baginda  akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun  Tuariku,  hamba  datang  ke  sini  hanya  untuk  mengajukan  usul  untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.  
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."  
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
  "Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.
  "Apa lagi?" tanya Baginda.
  "Hamba  mohon  Baginda  menyembelih  sepuluh  ekor  sapi  yang  gemuk  untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu   kuterima."   kata   Baginda   menyetujui.Abu   Nawas   pulang   dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila  waktunya  sudah  tiba,  ia  pasti  akan  dengan  mudah  memindahkan  istana Baginda  Raja.  Jangankan  hanya  memindahkan  ke  puncak  gunung,  ke  dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus  mulai  tersebar  ke  seluruh  pelosok  negeri.  Hampir  semua  orang harap-harap   cemas.   Tetapi   sebagian   besar   rakyat   merasa   yakin   atas kemampuan  Abu  Nawas.  Karena  selama  ini  Abu  Nawas  belum  pernah  gagal
melaksanakan  tugas-tugas  aneh  yang  dibebankan  di  atas  pundaknya.  Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat  yang  dinanti-nantikan  tiba.  Rakyat  berbondong-bondong  menuju lapangan  untuk  melakukan  salat  Hari  Raya  Idul  Qurban.  Dan  seusai  salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.
Kini  giliran  Abu  Nawas  yang  harus  melaksanakan  tugas  berat  itu.  Abu  Nawas berjalan  menuju  istana  diikuti  oleh  rakyat.  Sesampai  di  depan  istana  Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja,  
"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"  
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian  Abu  Nawas  berjalan  beberapa  langkah  mendekati  istana.  la  berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.  
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.  
"Apa  maksudmu  engkau  sudah  siap  sejak  tadi?  Kalau  engkau  sudah  siap.  Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.  
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir  untuk  diletakkan  di  atas  pundak  hamba.  Setelah  itu  hamba  tentu  akan memindahkan  istana  Paduka  yang  mulia  ke  atas  gunung  sesuai  dengan  titah Paduka."  
Baginda  Raja  Harun  Al  Rasyid  terpana.  Beliau  tidak  menyangka  Abu  Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.
Tidak sempat membaca!!!!!
klik teks dibawah ini untuk mendownload file PDFnya

No comments:

Post a Comment

Mohon Tinggalkan Komenternya.......